Violet – film drama romantis asal Filipina yang menghadirkan kisah menyentuh tentang cinta, kehilangan, dan perjalanan menemukan jati diri. Disutradarai oleh Maricel Dela Cruz dan dibintangi oleh Julia Montes serta Paulo Avelino, film ini berhasil memikat hati penonton dengan alur yang emosional, visual yang hangat, serta pesan kehidupan yang dalam. Film ini mengambil latar di kota Tagaytay, sebuah daerah pegunungan yang indah dan tenang, menggambarkan kesejukan namun juga kesunyian hati sang tokoh utama, Violet Santos. Violet adalah seorang fotografer muda yang baru saja kehilangan ibunya. Sejak kepergian sang ibu, hidupnya terasa hampa — ia berhenti bekerja, menjauh dari teman-teman, dan tenggelam dalam kenangan masa lalu.
Suatu hari, ia memutuskan untuk kembali ke rumah lama keluarganya di Tagaytay untuk menata ulang hidupnya. Di tempat itu, Violet menemukan album foto lama milik ibunya, berisi potret kehidupan sederhana namun penuh kebahagiaan. Dari situlah perjalanan baru dimulai — perjalanan yang bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang penyembuhan luka batin.
Saksikan FIlm Semi yang menarik hanya di Nonton Film dengan koleksi film semi terlengkap
Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan Eli Ramos (Paulo Avelino), seorang penulis yang sedang mencari inspirasi untuk novelnya. Eli tinggal di rumah sewa di sebelah rumah dia. Mereka awalnya sering berselisih karena perbedaan karakter — Violet yang pendiam dan Eli yang ceria serta penuh ide gila. Namun, seiring waktu, kehadiran Eli membawa warna baru dalam hidup dia.
Persahabatan mereka perlahan tumbuh menjadi hubungan yang lebih dalam. Eli membantu dia kembali menemukan semangat hidup melalui fotografi, sementara dia membantu Eli menghadapi trauma masa lalunya sebagai penulis yang gagal.
Konflik utama muncul ketika Violet menemukan kebenaran bahwa Eli ternyata memiliki hubungan masa lalu dengan ibunya. Eli pernah menjadi murid kesayangan sang ibu ketika ia masih muda. Fakta ini membuat Violet merasa dikhianati dan kembali menutup diri.
Namun, di balik rahasia itu tersimpan makna yang lebih besar — Eli adalah orang terakhir yang berjanji kepada ibunya untuk menjaga Violet agar tidak kehilangan arah hidupnya.
Violet dihadapkan pada dilema antara mempercayai cinta barunya atau tetap terjebak dalam bayangan masa lalu. Film ini mengajak penonton merenungkan arti “maaf” dan bagaimana seseorang bisa bangkit setelah kehilangan.
Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah sinematografinya yang memanjakan mata. Pemandangan pegunungan, cahaya senja, dan warna-warna pastel yang mendominasi menggambarkan perjalanan emosional Violet dari kelam menuju terang.
Warna ungu (violet) digunakan secara simbolis sepanjang film — melambangkan luka, cinta, dan perubahan. Setiap frame terasa seperti lukisan yang menggambarkan perasaan mendalam.
“Violet” bukan sekadar kisah cinta, tapi juga refleksi tentang pemulihan diri dan makna kebahagiaan sejati. Film ini mengajarkan bahwa:
-
Luka masa lalu tidak bisa dihapus, tapi bisa diterima dengan hati terbuka.
-
Cinta tidak selalu datang untuk menghapus kesedihan, tapi sering kali hadir untuk menemani proses penyembuhan.
-
Setiap orang berhak memulai kembali, meski pernah hancur sebelumnya.
Film ini juga menyoroti pentingnya kesehatan mental, menunjukkan bahwa kesedihan bukan kelemahan, melainkan bagian dari proses manusia untuk tumbuh.
Menjelang akhir, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pameran fotografi yang dulu ditinggalkannya. Ia memamerkan foto-foto dari album ibunya dan menambahkan karya baru yang menggambarkan “perjalanan dari kegelapan menuju cahaya”.
Dalam pembukaan pameran itu, Eli datang membawa buku barunya berjudul Violet, yang didedikasikan untuknya. Mereka bertemu kembali, bukan sebagai dua orang yang saling menyembuhkan, tapi sebagai dua jiwa yang telah belajar menerima diri sendiri.
Adegan terakhir menunjukkan Violet berdiri di tepi bukit, memotret matahari terbenam dengan senyum penuh kedamaian — simbol bahwa ia telah menemukan arti baru dalam hidup.
Film “ini menjadi salah satu drama romantis terbaik asal Filipina tahun ini, memadukan cerita emosional, sinematografi menawan, dan akting yang kuat dari para pemeran utamanya. Tema cinta, kehilangan, dan penyembuhan membuat film ini relevan bagi banyak penonton modern yang pernah merasakan patah hati atau kehilangan.
Bagi penggemar film romantis Asia seperti Through Night and Day atau Hello, Love, Goodbye, “Violet” menawarkan pengalaman emosional yang sama kuatnya namun dengan gaya penceritaan yang lebih tenang dan reflektif.
