Delusyon – Elena Soriano, adalah mahasiswi seni rupa berusia dua puluh dua tahun yang tinggal di Manila. Dari luar, hidupnya tampak sempurna: pintar, cantik, dan penuh potensi. Namun di balik senyum tenangnya, Elena menyimpan luka batin mendalam akibat masa kecil yang penuh tekanan. Ia tumbuh dalam keluarga religius yang kaku, di mana kebebasan berekspresi dianggap dosa. Semua berubah ketika Elena bertemu Profesor Armand Villacruz, seorang pelukis senior di kampus yang terkenal karena karya-karya kontroversialnya. Awalnya, hubungan mereka murni antara guru dan murid. Namun seiring waktu, Armand menjadi figur penting yang menuntun Elena menemukan sisi baru dari dirinya — sisi yang penuh gairah, keberanian, dan kebingungan moral.
Hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang intens dan penuh emosi. Melalui tatapan dan sentuhan yang simbolis, film ini membawa penonton menyaksikan perjalanan Elena menuju dunia yang ia ciptakan sendiri — dunia yang memadukan seni, cinta, dan delusi Namun kebebasan itu datang dengan harga yang mahal. Elena mulai sering bermimpi tentang sosok perempuan lain yang menyerupai dirinya, tetapi lebih berani dan tanpa rasa takut. Sosok itu muncul berulang kali dalam lukisannya, seolah-olah ia hidup di dalam kanvas. Dari sinilah istilah “Delusyon” menemukan maknanya: ketika batas antara kenyataan dan imajinasi benar-benar hilang.
Saksikan FIlm Semi yang menarik hanya di Nonton Film dengan koleksi film semi terlengkap
Film Delusyon tidak hanya menawarkan cerita romantis atau sensualitas semata. Ia lebih dalam dari itu. Ini adalah kisah tentang jiwa yang terpecah, tentang manusia yang berjuang mencari jati diri di tengah tekanan sosial dan moral. Elena menjadi simbol dari individu yang ingin bebas namun takut dengan konsekuensinya. Sutradara Marco Dela Peña menampilkan sinematografi yang lembut namun kuat: pencahayaan gelap, pantulan cermin, dan musik bernuansa melankolis menggambarkan konflik batin tokoh utamanya. Setiap adegan terasa seperti lukisan hidup yang menggambarkan pergulatan antara hasrat dan penyesalan. Dalam setiap gerakan dan dialog, penonton diajak menyelami bagaimana cinta bisa berubah menjadi delusi, dan bagaimana delusi bisa terasa lebih nyata daripada kehidupan itu sendiri.
Delusyon (2025) bukan sekadar film semi, tetapi sebuah karya seni yang menelanjangi sisi emosional manusia. Elena adalah simbol dari seseorang yang berjuang memahami dirinya sendiri, antara cinta dan delusi, antara kebebasan dan kehancuran.
Dengan visual yang puitis, akting yang intens, dan pesan yang menyentuh, Delusyon menjadi film yang sulit dilupakan. Ia menantang penonton untuk bertanya: sejauh mana kita bisa mempercayai kenyataan, dan kapan sebuah delusi justru terasa lebih nyata dari hidup itu sendiri?
